Selasa, 25 Maret 2014


Mengenal tata surya

Jumat, 19 Oktober 2012


Astagfirullah, Ya Allah, ampuni hamba-Mu ini. .  

Aku tidak tahu kenapa semuanya datang dihari yang sama ini. . aku kehilanagn sebuah cincin yang begitu berarti. . subuah cincin pemberian dari ibuku tercinta. Yah, aku masih ingat. . itu adalah cincin ulang tahun yang aku terima ketika aku kecil. . itu cincin hadiah ulang tahunku.

kenapa tiba-tiba hilang, dan aku tidak merasakan apapun. . yang aku rasakan, tiba-tiba saja jari manisku merasa sesuatu yang kurang. .
Ya Allah, apa yang harus hamba katakana pada ibu. .aku yakin ibu tidak akan memarahiku, tidak akan memarahiku, aku yakin itu. . dia begitu mencintaiku. . tapi mungkin ibu akan bersedih.  aku yang marah pada diriku sendiri, menghilangkan cincin pemberian ibu yang sudah bertahun-tahun melekat pada jariku. Aku yang marah kenapa tidak bisa menjaga cincin ibu dengan baik.
Aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. .
Tidak hanya itu, tugasku ditolak oleh seorang dosen. . yah memang salahku, aku telat mengumpulkannya. Tapi itu bukan karena aku malas. Tapi karena aku tidak tahu akan keterlambatanku. aku tidak tahu bahwa itu adalah terlambat. Menyakitkan. Bahkan pada semester satu ini, aku gagal mengerjakan tugas yang tidak begitu memberatkan. . .aku telah mengerjakannya, tapi jika dosen itu tidak mau menerimanya, tidak mau memberi nilai pada tugasku itu, biarlah Allah yang menilainya saja. Menilai usahaku dan teman2 kelompokku. Aku yakin tidak ada yang sia-sia dari apa yang telah aku kerjakan. .aku yakin tidak ada yang sia-sia. . .
Aku iri melihat teman2 mendapatkan kertas pekerjaan mereka, melihat nilai dari usaha mereka. . akupun ingin pula dalam posisi itu. Tapi aku hanya melihat, dan melihat hasil kerjaku tanpa nilai dari dosenku itu. Biarlah, ini memang salahku. Bukan salah dosen itu. Mungkin ini caranya untuk mengajariku sebuah kedisiplinan, mengajariku tanggungjawab, dan mengajariku untuk lebih hati-hati dalam menerima informasi. . .
“bagaimana dengan tugas kami?” tanyaku
“kita bahas next week aja. Don’t worry about it.”

bagaimana mungkin aku tidak khawatir sedangkan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan nantinya???
Mungkin jika yang ada dalam masalah ini bukan aku, aku dapat memberi nasihat. Namun, ini adalah aku. Aku yang ada didalam masalah ini dan nasihatku tidak mau keluar menasihatiku. .
Ya Allah lapangkan hati hamba, ikhlaskan hati hamba menerima apapun . .
Ya Allah mudahkan langkah hidup kami, untuk senantiasa menuju pada cinta dan ridho-MU. .aamiin. .
Aku dalam usaha menegarkan diri. .

Yogyakarta, 18 oktober 2012
Indah annisa diena

Kamis, 18 Oktober 2012


Hai Indah, assalamu'alaikum. .
kan aku tanyakan lagi, bagaimana hatiku???

alhamdulillah akan baik, dan berharapa akan selalu baik, bahkan bertambah baik. .
hanya saja hatiku sedikit tergores, oleh luka yang bersarang pada hati temanku, pada sahabtku, yang juga selalu kuharap menjadi sahabatku di surga-Nya. yah ingin sekali aku menjadi salah satu penghuni surga-Nya. lebih ingin lagi menggapai Ridho-Nya. tidak hanya lewat kata semata, namun dari hati yang begitu dalam. aku masih berlatih. .

kembali pada kabarku, emp kurasa bukan seharusnya membahas tentang kabarku lagi. tapi bagaimana keadaan hati sahabatku. detik ini dia berada disampingku, tepat aku menulis ini, ia berada di dekatku. tapi aku merasa aku menjadi asing baginya
hatinya tidak ada disini. entah kemana ia sedang pergi, aku hanay ingin memanggilnya dan mengembalikan senyumnya.
dia begitu tegar, sangat tegar. ia tak mau aku dekati, akan membuatnya gagal menahan air matanya. aku paham, karena aku pun sering demikian.
aku penasaran, apa, siapa, yang menggoreskan luka dihatinya.
Ya Allah, berikan yang terbaik untuknya. sembuhkan lukanya, ceriakan hari-harinya. aamiin. .

Sabtu, 06 Oktober 2012

Yogyakarta, 6 oktober 2012

from : aku
to     : indah

assalamu'alaikum wr.wb

hai indah, apa kabar hatimu hari ini?
kurasa baik. .
lalu bagaimana pikiranmu?
insya Allah akan selalu diperbaiki. .
bagaimana dengan tingkah lakumu?senyummu?perasaanmu?
subhanallah. . semoga senantiasa dijaga oleh Dzat yang paling banyak tak terhitung mencurahkan cintan-Nya padaku.

hey indah, berbicara tentang cinta, sudahkah kau menempatkannya dengan baik?tertata rapikah piramida cinta dalam hatimu?siapa yang kau tempatkan pada urutan paling atas? mungkin lisanmu akan berkata Allah, yang menciptakanmu dan menciptakan hatimu.
tapi sudah yakinkah hatimu pun demikian?
ayolah ndah, jaga hatimu. titipkan hatimu pada Dia. hey Dia siapa?kau pasti tahu jawabannya. . yah kau pasti tahu. .

hey lagi indah, masukkan cinta pertama dalam hatimu adalah cinta pada-Nya. Dia yang menghembuskan cinta kedalam hatimu. dia yang menitipkan rindu pada hatimu. jangan kotori hatimu, indah. jangan kotori cintamu. tautkan hati dan cintamu pada-Nya. kau tidak akan menemukan kekecewaan sedikitpun. . sedikitpun. .
ayolaah percaya. . jangan hanya lewat katamu, percayalah juga pada hatimu indah. .

"ditulis oleh indah pada hari dimana ia masih terus merindukan kedua orangtuanya, (semoga selalu) karena Allah. . "

Rabu, 28 Desember 2011

aku hanya sedang berlatih untuk melupakan dan tak mendengar ucapan dari orang lain yang mengkritikku dengan tujuan menghinaku,
aku berusaha untuk mengabaikan dan tak akan memikirkan hal itu,
belajar untuk berfikir positif mungkin yang terbaik untukku,
apa yang orang lain katakan tentangku adalah bentuk perhatian mereka padaku,
itulah penilaian mereka yang akan membant dan mempermudah diriku untuk memperbaiki diri,
bukan untuk jatuh dan terpuruk,
benar begitukan?

aku akan menjaga hatiku dan tak akan membiarkannya terusik dangan hal-hal sepele yang tidak sedikitpun bermanfaat,
aku rasa hatiku tercipta bukan sebagai rumah singgah dan sarang kegelisahan, kekhawatiran, dan kesedihan,
namun Allah menciptakan hati ini untuk singgah bagi ketenangan, keikhlasan, kadamaian, dan kebahagiaan,
yah, memang seharusnya demikian,
aku hanya perlu memilih,

pintu hati ini akan ku kunci rapat-rapat dan tak akan pernah kubuka kunciny untuk kesedihan,
karena aku tahu ada Allah yang menjagaku, yang melindungiku dan senantiasa mencintaiku,
selamat tinggal kesedihan, aku tak akan pernah merindukanmu,
dengan izin Allah, selamat datang kebahagiaan. . .
aku butuhkan waktu untuk mengerti tentang semua ini
aku butuh waktu
seperti matahari butuhkan waktu untuk bersinar,
seperti bulan butuhkan waktu untuk bercahaya,
seperti pohon butuhkan waktu untuk berbuah,
seperti angin butuhkan waktu untuk berhmbus,
dan seperti air butuhkan waktu tuk temukan muaranya,
aku butuhkan waktu,
aku butuhkan waktu untuk mengerti, untuk mengerti,

tentang batu yang kokoh dapat melapuk
tentang angin yang sejuk menjadi badai
tentang air yang hangat menjadi begitu menyengat
tentang pohon tak berakar dapat berbuah
tentang lingkaran pelangi
tentang lingkaran kehidupan
dan mungkin lingkaran setiap langkah dalam hidupku

mungkin aku tak pantas katakan kecewa pada rang lain
karena mungkin, akupun mengecewakan bagi meraka
aku. . .aku. . .aku. . .
hidupku penuh dengan kata aku
namun, tak jua aku mengerti sepenuhnya tentang aku
aku hanya ingin memberikan warna pada setiap yang aku lewati
walau warna itu tak seindah yang diharapkan,
walau warna itupun akan pudar oleh waktu,
walau tak seorangpun melihat warna itu,
tak masalah bagiku

Tahukah kalian tentang dasar Negara kita? Eits. . .  jangan mengaku bangsa Indonesia kalau kalian tidak tahu apa dasar Negara kita. Yap betul sekali, pancasila merupakan dasar Negara bangsa Indonesia.  Tentu sangat bangga ketika didepan masyarakat dunia kita memperkenalkan diri, bahwa kita adalah anak indonesia. Sebuah prestasi besar ketika orang tahu kitalah Indonesia dengan hanya menyebut satu kata, pancasila. Yah, pancasila merupakan dasar Negara Indonesia, kepribadian banggsa Indonesia, pedoman bangsa Indonesia, dan pancasila mengandung nilai-nilai luhur. Subuah hadiah terindah yang di anugerahkan Allah pada bangsa Indonesia. Namun kenyataannya, pancasila seolah telah dilupakan, pancasila kini terabaikan, oleh warga Indonesia sendiri. Tidak semestinya pancasila menjadi dasar Negara yang terabaikan di bumi pertiwi ini. Suatu kewajiban bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, tidak lupa diri, tidak lupa bahwa kita adalah anak Indonesia yang hidup berdasarkan pancasila. Kitalah sebagai pemuda bangsa yang seharusnya mempersiapkan kekuatan, melatih mental agar jiwa pancasila melekat pada hati kita, dan pada kepribadian kita.
 Banyak orang yang mengaku dasar negaranya adalah pancasila, namun kenyataannya tidak tahu apa itu pancasila, tidak tahu bagaimana pancasila. Sudahkah nilai-nilai pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Sudahkah kita menjadi masyarakat Indonesia yang sesungguhnya?Dengan melihat keadaan bangsa yang masih seperti ini. Dimana pancasila? Dimana dasar Negara kita? Teroris dimana-mana. Adakah kerukunan dalam beragama sesuai dengan sila pertama ‘ Ketuhanan Yang Maha Esa’. Dimana rasa saling menghormati antar  umat beragama? Bukankah akan lebih indah dan damai ketika persatuan antar umat beragama terjalin? Kehidupan akan lebih tentram dan damai.  Kerukunan, ketertiban dan kedamaian kini seolah telah jauh dari Indonesia. Itu salah siapa? ulah siapa? Siapa yang bertanggungjawab? Hanya ada satu jawaban. KITA, kitalah sebagai warga Negara Indonesia yang bertanggungjawab atas kesejahteraan Indonesia, bertanggungjawab atas kedamaian Indonesia, bertanggungjawab atas ketertiban dan kemajuan bangsa kita sendiri. bukan saling menyalahkan, namun saling mengingatkan satu sama lain. Mengingatkan siapa kita, mengingatkan betapa hebatnya indonesia jika dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Namun, lihatlah apa yang kini terjadi dengan bangsa Indonesia? Masih saja ada pejabat-pejabat tinggi yang dengan rasa tanpa dosa tega merampas hak-hak rakyat, mengambil yang bukan miliknya, dan lebih mementingkan kehidupan sendiri dibandingkan kesejahteraan masyarakat. Praktek korupsi kini menjadi bahan pembicaraan sehari-hari. siapa yang bersalah, dihukum tidak setimpal dengan perbuatannya. Apa Karena dia mempunyai kekuasaan? kekayaan?status sosial?. tidak karena satupun. Sedangkan masih saja ada yang hanya mencuri seekor ayam harus rela meringkuk dipenjara bertahun-tahun. Apakan ini adil?  Dimana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? Jangan pernah bermimpi bisa mewujudkan Negara yang berdasarkan pancasila jika kita saja masih egois, masih mementingkan diri sendiri, dan terlampau acuh dengan dasar Negara sendiri.
Lihatlah keadaan saat ini, monopoli, monopsoni, dan pasar persaingan bebas masih mewarnai kehidupan ekonomi bangsa kita. Akibatnya, terjadi kesenjangan sosial yang tidak juga teratasi sampai saat ini. Mulai saat ini sadarlah betapa kita melangkah menjauhi pancasila, menjauhi tujuan bangsa. Pancasila, bukan hanya sebuah mimpi untuk Indonesia. Namun pancasila adalah harapan. Batapa Indonesia akan maju ketika telah benar-benar berdasarkan pancasila. Katika seluruhnya masyarakat dan petinggi-petinggiyna berperilaku sesuai dengan pancasila. Ketika pemerintah menjalankan roda pemerintahannya sesuai dengan pancasila. Indonesia akan secepat kilat disegani oleh warga dunia. Dan tentunya DENGAN BANGGA KU KATAKAN, AKU ANAK INDONESIA.